RSUP Pertama di Indonesia Timur Beroperasi Tahun Depan
Kementerian Kesehatan telah membangun Rumah Sakit Umum Pusat pertama di kawasan timur Indonesia. Rumah sakit itu akan menjadi rujukan di Kepulauan Maluku dan Papua.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kementerian Kesehatan telah membangun rumah sakit umum pusat pertama di kawasan timur Indonesia. Menurut rencana, rumah sakit yang berada di Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, itu mulai beroperasi pada 1 Januari 2020. Rumah sakit itu akan menjadi rujukan di Kepulauan Maluku dan Papua.
Pada Rabu (16/10/2019), Menteri Kesehatan Nila Moeloek, didampingi sejumlah pejabat kementerian dan Gubernur Maluku Murad Ismail, meninjau progres pembangunan rumah sakit yang terdiri atas delapan lantai itu. Berdiri dekat Pantai Teluk Ambon, konstruksi utama bangunan sudah rampung. Sebelumnya, secara simbolis Nila melakukan peletakan batu pertama pembangunan pada Rabu (25/7/2018).
Pada kesempatan itu pula, Nila memberikan nama rumah sakit itu menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Leimena. Leimena merupakan pahlawan nasional asal Ambon. Leimena berlatar belakang seorang dokter yang terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan. Pada masa Orda Lama, Leimena menduduki jabatan menteri selama 21 tahun. Sebagai orang kepercayaan Presiden Soekarno, ia merupakan penjabat menteri terbanyak.
Pada saat pengoperasian pada 1 Januari 2020 nanti, RSUP dr Leimena masuk kategori tipe B dengan jumlah tempat tidur yang disediakan sebanyak 239 buah. Pembangunan fisik akan terus dikerjakan hingga mencapai 450 buah tempat tidur dan didorong naik status menjadi tipe A. Luas bangunan mencapai 36.000 meter persegi. Total anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 407,8 miliar.
Nila mengatakan, pembangunan RSUP itu bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat di kawasan timur Indonesia. Selama ini, banyak pasien dari kawasan timur Indonesia terpaksa harus dirujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan; ke Surabaya Jawa Timur; atau ke Jakarta. Proses rujuk itu memerlukan biaya transportasi yang sangat besar. RSUP dr Leimena merupakan RSUP yang ke 34 di Indonesia.
Nila pun berharap pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan dapat membantu akses transportasi masyarakat dari wilayah kepulauan ke Ambon. Itu dapat dilakukan dengan pengadaan kapal yang secara reguler beroperasi di sana. Ada wacana, pemerintah akan menggandeng pihak swasta untuk menyediakan pelayanan transportasi udara berupa halikopter. ”Tujuannya adalah masyarakat di pulau-pulau juga bisa menggunakan layanan di sini,” ujarnya.
Menurut catatan Kompas, warga dari sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, menggantungkan nasib kesehatan mereka di negara Timor Leste. Mereka berharap belas kasihan dari negara tetangga yang secara geografis lebih dekat. Pasien dari daerah itu dilayani secara gratis oleh rumah sakit di Dili, ibu kota Timor Leste. Bahkan, pasien dijemput menggunakan pesawat di salah satu pulau terdekat milik Timor Leste.
Tujuannya adalah masyarakat di pulau-pulau juga bisa menggunakan layanan di sini.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo menambahkan, pada saat pengoperasian nanti, sebanyak 40 dokter termasuk spesialis akan ditugaskan di RSUP dr Leimena. Sementara untuk tenaga medis dan pendukung lainnya akan direkrut secara khusus oleh Kementerian Kesehatan ataupun dalam perekrutan terbuka aparatur sipil negara.
Gubernur Maluku Murad Ismail menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat yang telah membangun RSUP di Ambon. Murad mengakui betapa besarnya tantangan dalam membangun wilayah kepulauan seperti Maluku. Pembangunan di Maluku termasuk sektor kesehatan belum maju. Kurangnya pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian ibu dan anak saat melahirkan sangat tinggi.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada langkah nyata yang dilakukan Murad yang dilantik menjadi gubernur hampir enam bulan terakhir. Pelayanan kesehatan di wilayah Maluku tak beda jauh dengan waktu-waktu sebelumnya. Tak ada fasilitas kesehatan dan petugas medis. ”Di pedalaman sangat sulit mendapati petugas medis,” ujar Hapsa Salampessy, sukarelawan kesehatan di pedalaman Pulau Seram.