Banyuwangi Jadi Contoh Prakondisi Tatanan Normal Baru
Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menyiapkan diri menuju pariwisata di tatanan normal baru. Presiden Joko Widodo mengapresiasi kesiapan tersebut.
Oleh
BANYUWANGI
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Presiden Joko Widodo meninjau langsung kesiapan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam menyiapkan prakondisi tatanan normal baru utamanya di sektor Pariwisata. Ia menilai Banyuwangi layak dijadikan contoh bagi daerah lain yang juga menyiapkan diri menuju tatanan normal baru.
Di Banyuwangi Presiden Joko Widodo berkunjung ke hotel Dialoog dan penginapan Villa So Long yang juga menjadi destinasi wisata. Selain itu, Presiden juga menyempatkan diri meninjau Pasar Pelayanan Publik Rogojampi yang juga menerapkan pelayanan dengan standart protokol kesehatan khusus Covid-19.
Dalam kunjungannya, Presiden Joko Widodo didampingi Menko Polhukam Mahfud MD, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen Widodo Iryansyah, dan Kapolda Jatim Irjen Fadil Imran.
“Saya melihat secara langsung persiapan prakondisi dalam menyiapkan tatanan normal baru di sektor pariwisata. Banyuwangi adalah daerah yang paling siap menuju ke sebuah prakondisi normal baru. Peran pemerintah dan partisipasi masyarakatnya bagus,” ujar Presiden Joko Widodo di Banyuwangi, Kamis (25/6/2020).
Presiden Joko Widodo mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya yang dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam menyiapkan prakondisi normal baru. Ia berharap masa persiapan ini benar-benar dimanfaatkan untuk mematangkan segala hal sebelum tahapan normal baru benar-benar di mulai.
Banyuwangi adalah daerah yang paling siap menuju ke sebuah prakondisi normal baru
“Kami dukung upaya Pemerintah Banyuwangi dalam menyiapkan prakondisi tatanan normal baru. Nantinya pada saat yang tepat (akses) akan dibuka penuh, sehingga masyarakat dan pariwisatanya sudah siap,” ujarnya
Presiden Jokowi juga mengapresiasi pariwisata di Banyuwangi yang melibatkan masyarakat secara penuh. Salah satunya pembagian segmentasi pemilik penginapan, karena tidak memberikan izin pembangunan hotel melati, bintang satu dan dua. Sebagai gantinya, warga didorong untuk membuka rumah-rumah singgah (homestay).
Data Dinas Pariwisata Banyuwangi mencatat terdapat 500-an homestay yang ada di Banyuwangi. Homestay tersebut dikelola secara mandiri oleh warga. Sebagian homestay dikelola bersama dalam Badan Usaha Milik Desa (BUM-Desa).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama yang juga ikut serta dalam Rombongan Kepresidenan tak memberi banyak komentar. Ia hanya mengacungkan jempol saat ditanya bagaimana kesiapan Banyuwangi menyiapkan Pariwisata Normal Baru.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, persiapan new normal pariwisata di Banyuwangi sudah dilakukan sejak awal Juni. Langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan sertifikasi tatanan baru dengan melibatkan ahli kesehatan.
“Kami melakukan verfikasi kepada sejumlah destinasi, hotel, kafe, hingga warung rakyat. Mereka yang lolos uji protokol kesehatan mendapat semacam ‘Sertifikat New Normal’. Sertifikat ini menjadi jaminan kesehatan bagi wisatawan,” ujarnya.
Anas mengatakan, pariwisata pascapandemi membuat para pelaku pariwisata di Banyuwangi tidak hanya menawarkan keramahan, pelayanan terbaik, dan harga kompetitif, tapi juga gaya hidup sehat dan paham serta menjalankan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan, dari ratusan destinasi wisata yang ada di Banyuwangi, ada 10 destinasi binaan pemerintah daerah yang masuk dalam skema uji coba Pariwisata Normal Baru. Dari 10 destinasi tersebut, hanya lima yang sudah mengantongi sertifikat ‘New Normal’.
“Kelima destinasi wisata binaan pemerintah yang sudah mengantongi sertifikat ‘New Normal ialah Agrowisata Taman Suruh, Taman Gandrung Terakota, Bangsring Underwater, Grand Watu Dodol dan Pantai Cacalan. Ada pula Pantai Boom yang dikelola BUMN yang juga sudah mengantongi sertifikat tersebut,” ujarnya.
Sedangkan kelima destinasi lainnya yang belum mengantongi sertifikat ‘New Normal’ karena tim verifikasi masih menemukan inkonsistensi penerapan protokol kesehatan. Saat tamu tidak terlalu banyak, protokol kesehatan dilakukan secara ketat. Namun, saat ramai pengunjung, beberapa protokol kesehatan diabaikan.
Terkait kunjungan Presiden ke Villa Solong dan Hotel Dialoog, Bramuda mengatakan, jenis penginapan yang ditawarkan keduanya layak menjadi model baru pariwisata. Pasalnya Hotel dan Cottage tersebut tidak hanya menawarkan akomodasi penginapan tetapi juga pemandangan Pantai Timur Jawa, Selat Bali dan pesisir Bali Barat.