”Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?”
KERETA rangkaian listrik menuju Jakarta Kota tidak sesepi seperti di Minggu pagi biasa. Pada Minggu (17/12) pagi, lorong gerbong dipenuhi orang-orang yang berdiri. Mayoritas mereka mengenakan pakaian bewarna putih. Di antara mereka, ada yang mengenakan syal bermotif bendera Palestina.
Begitu sampai di Stasiun Gondangdia, mereka turun merombong dan menuju Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Baik pintu selatan maupun pintu utara stasiun ini padat dan terlihat antrean panjang. Padahal, pada Minggu pagi biasanya tidak perlu berbaris untuk keluar stasiun.
Jarak antara Stasiun Gondangdia dan Monas berkisar 1 kilometer. Sejumlah bendera Palestina berkibar sepanjang jalan menuju monumen itu.
Sejumlah perempuan memberikan makanan dan minuman secara cuma-cuma kepada para peserta Aksi Bela Palestina.
Baik Jalan KH Wahid Hasyim yang melewati Tugu Tani maupun Jalan Srikaya dipadati oleh mereka yang tengah berjalan kaki menuju Monas. Kendaraan tersendat di jalan itu.
Sepanjang jalan pula, sejumlah perempuan memberikan makanan dan minuman secara cuma-cuma kepada para peserta Aksi Bela Palestina. Ada juga beberapa pemuda-pemudi yang menggalang dana untuk membantu warga Palestina.
Saat Kompas memasuki Monas lewat pintu tenggara bersama peserta aksi, barisan cukup padat dan berdesakan. Setelah melewati pintu dan berada di halaman Monas, jarak antarorang sekitar 50-100 sentimeter.
Panggung utama terletak di barat laut Monas. Sejumlah tokoh agama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) tampak berada di atas panggung. Kedua organisasi ini merupakan penyelenggara Aksi Bela Palestina pada Minggu (17/12).
Dalam aksi ini, ada petisi yang dideklarasikan oleh Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas.
Ketua GNPF Bachtiar Nasir memperkirakan jumlah peserta aksi mencapai jutaan orang. ”Kami memantaunya dengan drone yang diterbangkan ke seluruh area Monas dan sekitarnya,” ujarnya.
Dalam aksi ini, ada petisi yang dideklarasikan oleh Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas. Petisi ini berkaitan dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Petisi yang dinyatakan itu terdiri dari beberapa pokok. Pertama, pernyataan Trump bahwa Jerusalem adalah ibu kota Israel dianggap mencederai keadilan internasional, perdamaian dunia, serta hak asasi warga Palestina.
Kedua, apabila Trump tidak segera mencabut pernyataannya, peserta Aksi Bela Palestina mendesak AS untuk segera dicabut legitimasinya sebagai negara mediator antara Israel dan Palestina. Ketiga, mendesak dunia untuk menolak keputusan Trump.
Kami juga mendesak PBB mengadakan sidang istimewa dalam rangka menentukan sanksi untuk AS.
Keempat, mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memutuskan hubungan dengan AS apabila Trump tidak mencabut perkataannya tentang ibu kota Israel.
”Kami juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan sidang istimewa dalam rangka menentukan sanksi untuk AS, misalnya memindahkan markas PBB di AS ke negara lain,” kata Anwar.
Kelima, mendukung keputusan pertemuan OKI di Istanbul, Turki, Rabu (13/12). Selain itu, OKI didorong untuk senantiasa menegakkan hak-hak masyarakat Palestina dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan.
Keenam, meminta Dewan Perwakilan Rakyat meninjau investasi-investasi AS di Indonesia. ”Kalau tidak, produk-produk AS dan Israel akan diboikot dengan mencari subtitusi produk lokal,” ujar Anwar.
Ketua MUI Ma’ruf Amin mengatakan, doa adalah senjata untuk mendukung rakyat Palestina.
Melayangkan doa
Ketua MUI Ma’ruf Amin mengatakan, doa adalah senjata untuk mendukung rakyat Palestina. ”Kita perlu memperbanyak doa qunut nazilah bagi saudara-saudara kita di Palestina,” ucapnya.
Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat dalam aksi karena telah berlangsung damai dan tertib.
Syafruddin memperkirakan peserta aksi tidak mencapai jutaan orang dan hanya sekitar 100.000 orang. Namun, ia menyebutnya sebagai aksi terbesar di dunia untuk mendukung Palestina.
Majelis Ulama Indonesia dinilai telah berhasil menjadi payung bagi umat Muslim Indonesia yang berbela rasa kepada Palestina.
Apresiasi terhadap aksi ini juga disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di atas panggung utama.
Baginya, MUI telah berhasil menjadi payung bagi umat Muslim Indonesia yang berbela rasa kepada Palestina. Dia mengutip pembukaan UUD 1945 tentang penjajahan yang tak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan sebagai pembukaan sambutannya.
Peristiwa ini sebagai momentum titik balik perjuangan Palestina untuk merdeka dan semoga cahaya kemerdekaan semakin terang untuk Palestina.
Anies mendoakan, peristiwa ini sebagai momentum titik balik perjuangan Palestina untuk merdeka. ”Semoga cahaya kemerdekaan semakin terang untuk Palestina,” ujarnya.
Menurut Anies, Trump telah membuat pernyataan yang fatal bagi perdamaian dunia. Karena itu, dia menentang substansi yang ada dalam pernyataan Trump tersebut.
Menutup sambutannya, Anies membacakan puisi berjudul Palestina, Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu? karya Taufiq Ismail. Berselang beberapa waktu kemudian, Taufiq Ismail langsung membacakan puisinya di atas panggung.
Taufiq Ismail mengingatkan, Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia beberapa bulan sebelum proklamasi. Betapa luar biasanya pengakuan Palestina pada saat itu bagi Indonesia.
Ditemui secara terpisah, Taufiq mengingatkan, Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia beberapa bulan sebelum proklamasi. ”Betapa luar biasanya pengakuan Palestina pada saat itu bagi Indonesia,” ujarnya.
Tindak lanjut
Bachtiar menyatakan, pada Senin (18/12) pihaknya akan menyampaikan petisi yang dideklarasikan hari ini kepada Kedutaan Besar AS di Indonesia.
”Kami akan pantau dalam tujuh sampai 10 hari ke depan. Kalau tidak ada tanggapan, kami akan memperbanyak aksi semacam ini di daerah-daerah,” tuturnya.
Ketua MUI Ma’ruf Amin mengatakan, pihaknya akan turut berjuang membebaskan Palestina melalui jalur diplomatik, politik, dan ekonomi.
Peninjauan ini juga menjadi perhatian Ma’ruf. Dia mengatakan, pihaknya akan turut berjuang membebaskan Palestina melalui jalur diplomatik, politik, dan ekonomi.
Meski rintik hujan terkadang turun selama aksi, semangat membela Palestina tetap dikumandangkan. Menengok kondisi Palestina saat ini, pikiran mana yang tak terusik secara langsung atau tak langsung. Bagaimana kami bisa melupakanmu, Palestina? (DD09)